Menuju Kisah Baru

Judulnya? Memang kisah lama kenapa? Gak usah kepo gitu deh Temans. Setiap orang pasti punya masa kelamnya tersendiri dalam hidup. Kamu juga punya kan? Sama, saya juga demikian. Sebenarnya tak ada hal yang begitu berarti dari dibentuknya judul di atas. Hanya saja saya sedang menyukai tiga kata penuh makna itu. Eits Bukan hidup Mahasiswa ya....

Tak bisa dipungkiri, banyak sekali orang yang kita temui dalam hidup ini. Tentunya mereka pernah menorehkan kisah tersendiri dalam masing-masing pribadi yang ditemuinya. Baik itu orang yang hanya kenal via online dengan kita. Atau mungkin juga orang yang kenal saat berpapasan di jalan. Atau juga mereka yang ketemu langsung. Bahkan pernah ada interaksi baik terhadap mereka. Semua pasti punya kenangan dan porsi tersendiri dalam hidup kita. Namanya juga hidup dan kehidupan. Semacam pertemuan dan perpisahan adalah hal biasa dan sangat lumrah.

Dari pertemuan dengan manusia-manusia tersebut kita akan banyak belajar memaknai hidup. Mulai dari belajar berkomunikasi hingga belajar menjaga komunikasi agar ikatan pertemuan tak berakhir pada perpisahan. Namun, kita tak bisa mengelak bahwa kedua kata itu pasti akan selalu beriringan Cepat atau lambat, hanya waktu yang menjawab. Pun ketika ada perpisahan, pasti akan ada pertemuan lagi nanti. Walau mungkin bukan pada orang yang sebelumnya pernah kita temui. 

Ehhhhh, sebenarnya mau bahas apa sih ini, Rein? nggak ada bahasan spesifik kok wkwk Saya hanya mau bilang bahwa akan ada masanya untuk kita menutup kisah lama. Kisah yang mungkin kita anggap kelam sebab keburukan-keburukan kecil yang terus menerus menyelinap di dalamnya. Ada saatnya kita akan membuka kisah baru. Menorehkan cerita baru pada lembaran baru buku kehidupan kita.

Cerita yang tentunya menuju ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Bukan berarti kita telah menjadi baik. Namun, ini adalah salah satu cara menuju lebih baik dari sebelumnya. Kelam dalam hal perbucinan, misalnya. Terpenjara rasa yang datang tanpa diundang, terlalu apik membingkis kejahatan dalam balutan kebaikan. Atau mungkin tak bisa lepas dan jauh dari doi *hiyaaa karena dia part of your life. Ah payah!

Daripada galau tak karuan, mending tegaskan. Mungkin membatasi dan menarik diri adalah hal yang lebih baik. Dibandingkan selalu terpenjara oleh rasa yang semakin merajalela ya kan? Mending dekatkan diri lagi pada Sang Pemilik Hati. Mintalah pada Allah SWT untuk menjaganya. Libatkan Dia dalam menuliskan kisah baru dalam hidupmu. Jangan mau termakan rayu. Ingat, dia bukan siapa-siapa kamu.

Kalau kata Tere Liye dalam novelnya yang berjudul hujan "Kesibukan adalah cara terbaik untuk melupakan banyak hal, membuat waktu melesat tanpa terasa". Ya, menyibukkan diri dalam kebaikan dan berusaha menjadi lebih baik adalah hal yang mesti dijalani ketika patah hati melanda. Eh memangnya kamu lagi patah hati, Rein? mungkin iya. Saya kurang paham juga ini. Tapi kata seseorang Patah hati yang disengaja adalah ketika berharap pada manusia. Nah, mungkin saya termasuk insan yang sedang patah hati yang disengaja itu,

Ya sudah, teruntuk kita semua. Terkhusus untuk diriku pribadi. Semangat menuju kisah baru. Dengan suasana dan semangat baru. Inget lho, Fokuslah pada targetmu. Bismillah, libatkan Allah SWT dalam setiap langkah. Sesungguhnya dialah sang pemilik dan pengatur takdirmu. Kamu kuat. Tetaplah semangat.

Source : Buku 45 Catatan Si Kecil Meniti Jalan Takdir karya Rena Fitriani