Malu Pada Semut



Semut adalah binatang purba yang sanggup bertahan Dan berkembang biak hingga Sekarang. Kemampuannya beradaptasi dengan makanan, mungkin Salah Satunya faktor yang bisa membuat semut bisa bertahan hingga kini. Hampir semua makanan yang disukai manusia sekarang juga disukai semut, believe or not. 

Semut merupakan binatang kecil yang namanya ikut meramaikan blantika musik tanah air, kita mungkin pernah mendengar semut dinyanyikan di lagu anak-anak, dilantunkan di lagu pop, didendangkan di lagu dangdut dan diteriakkan di lagu rock. Melisa penyanyi cilik, Obie mesakh penyanyi pop, Meggi Z penyanyi dangdut dan Achmad Albar penyanyi rock, adalah nama penyanyi yang lagunya sukses karena ada Semut nya. Percaya atau tidak.

Tapi fakta yang tidak terbantahkan dan harus kita percaya, bahwa semut adalah mahluk Allah yang namanya disebutkan dalam Al-Quran, bahkan menjadi nama salah satu surat, An-Naml (semut). Yang terletak di akhir juz 19 dan awal juz 20, surat ke 27.


Semut sendiri secara khusus diangkat Allah di Al-quran dalan salah satu fragmen kisah Nabi Sulaiman AS, ketika beliau dan para tentaranya melewati lembah yang ditempati semut. Maka sebelum Sulaiman AS melewati lembah tersebut, berteriaklah seekor semut (ratunya) memperingatkan semut yang lain untuk segera masuk kedalam lubang mereka agar tidak terinjak sulaiman dan tentaranya sedangkan mereka tidak menyadarinya. 
Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut : Hai semut-semut masuklah kedalam sarang-sarangmu agak kamu tidak diinjak oleh sulaiman dan tentaranya sedangkan mereka tidak menyadari (QS. An-Naml:18)
Nabi Sulaiman AS yang diberikan mujizat bisa mendengar dan memahami bahasa binatang , mendengar teriakan semut tersebut tersenyum setengah tertawa kemudian melanjutkan do'a. Dan doa Sulaiman ini menjadi salah satu doa masyur yang banyak dilantunkan (milyaran) kaum muslimin.
Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah engkau anugerahkan kepada ku dan kepada kedua orang tuaku dan untuk mengerjakan amalan sholeh yang Engkau ridhai; dan madukkanlah aku dengan rahmatmu kedalam golongan hambamu yang shaleh (QS. An-Naml: 19)
Ternyata semut yang kecil dan tetap akan kecil , tapi memiliki cara pandang yang positif sehingga bisa mengelola prasangka dengan baik. Semut tahu Sulaiman dan tentaranya akan lewat. Dan semut sadar mungkin Sulaiman dan tentaranya tidak melihat mereka, sehingga resikonya mereka akan terinjak-injak. Maka ratu semutpun mengingatkan semut yang lain untuk segera masuk kedalam lubang-lubang mereka.

Tetapi kita, manusia yang (merasa) besar, sering kali memandang sesuatu dengan cara pandang negatif sehingga kita sering berprasangka buruk. Mungkin terkadang kita memang harus Malu Pada Semut.


  • Source : Buku Lentera Hikmah